Selasa, 24 Maret 2009

Why " Cost" Not " Income"

Entah sampai kapan Indonesia berkutat pada "Cost".
Indonesia sudah saatnya untuk menggunakan Income approach dalam penilaian. Bisa kita liat contoh riilnya bahwa properti itu dipandang condong ke "cost"-nya. Prestice akan naik jika Cost yang digunakan untuk membangun/ memperoleh /menguasai/ mendapatkan manfaat atas suatu penggunaan properti.
Orang menganggap Nilai Properti dari seberapa biaya yang dikeluarkan.
Padahal para tetangga kita udah memakai Income approach untuk nilai properti mereka, baik untuk kepentingan pajak dll..
Mungkin ada masukan dari para pembaca sekalian. sekalian share ilmu..




referensi: Dir KN- DJKN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar