Senin, 27 Juli 2009

Ironi "The Highest and The Best Used" di salah satu pusat perbelanjaan

Saat aku refreshing ke sebuah tempat perbelanjaan, saya sempat terpukau oleh kemegahan bangunan itu, dengan tingkat kenyamanan yang dikemas sedemikian rupa sehingga para pengunjung dapat betah dan nyaman berada disana. Pengunjung pun akan dimanjakan dengan berbagai macam fasilitas yang ditawarkan oleh pengelola pusat perbelanjaan tersebut. Mulai dari pengaturan stand, kemewahan material bangunan yang digunakan, serta fitur artistik lain yang sangat memanjakan pengunjung seperti dalam istana.
Pengaturan tata letak ruangnya pun juga diatur sedemikian rupa agar aliran pengunjung dapat berjalan mengikuti kehendak sang perancang bangunan, tentu tujuannya agar semua stand penjualan dapat dilalui dan dilihat oleh para pengunjung yang juga diharapkan para pengunjung dapat mampir dan membeli di stand penjualan atau toko tersebut. Sungguh sesuai dengan prinsip "The Highest and The Best Used" pada pusat perbelanjaan.
Saat kaki mulai terasa capek, ada bangku yang memang disiapkan untuk pengunjung untuk beristirahat sejenak dan di sekitarnya juga ada penjual makanan kecil atau minuman yang menjajakan dagangannya.
Disamping itu kenyamanan dan keramahtamahan juga selalu dipancarkan oleh para pelayan disana.
Saat waktu menunjukkan sudah waktunya umat muslim untuk melakukan ibadah shalat, saya pun menyegerakan diri untuk mencari restroom terdekat, akan tetapi saya tidak menemui tempat shalat disana. Dalam kebingungan saya bertanya pada petugas disana "Mas, tempat untuk shalat berada dimana?". Dengan ramah beliau menjawab "Tempat shalat berada di ujung sana mas, di tempat parkir paling atas yang ujung." Mendengar hal itu, saya menyungutkan dahi "Emang tidak ada lagi Pak, selain yang disana?". Beliau menjawab" Ya cuma disana Mas".
Dengan langkah sedikit letih saya melangkah, dalam hati saya bertanya" kenapa tempat semewah dan senyaman ini kok tempat shalat berada di lokasi yang manusia jarang berada disitu?Kenapa harus diletakan ditempat yang notabene dikucilkan?"
Dan langkah saya terhenti di ujung tempat parkir itu dan melihat ruangan kecil yang bertuliskan "mushallah". Dalam hati saya bertasbih,suhanallah kok tempatnya kayak gitu. Seakan kenyamanan pusat perbelanjaan itu sudah tak menyentuh tempat ini, tak ada lagi kenyamanan hembusan AC yang ada panasnya tempat parkir yang lembab dan penuh asap mobil, tak ada lagi kemewahan laksana istana yang hanya ada tempat yang, maaf, lebih tak teratur dari tempat kos saya.
Melihat sekeliling dan segera melaksanakan kewajiban saya sebagai seorang muslim. Dalam doa saya berujar, ya Allah kenapa kok seperti ini. Sangat ironis sekali, sungguh timpang tempat ini dengan kemewahan yang tadi.
Mungkinkah dalam prinsip real estate saat ini sudah luntur tentang nilai2 religi dan keagamaan. Mungkinkah "The Highest and The Best Used" sehingga mengoptimalkan profit dan mengabaikanMU. Mungkinkah mereka sudah tak butuh denganMU sehingga hanya dunaiwi yang mereka mewah-mewahkan sedang rumahMu ditelantarkan, seakan mereka mencari rezekinya sendiri dan bukan dari kehendakMU..Naudhubillah min dhalik.
Ini sudah melenceng dari yang seharusnya, harus ada pencerahan dalam prinsip real estate dan prinsip "The Highest and The Best Used" saat ini sehingga mereka lebih mementingkan materi saja.
Sebagai orang yang baru mengerti penilaian, menurut saya properti ini "kurang layak"..

Menata jalan Pengelolaan Aset BMN oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (part 2)

Melanjutkan dari apa yang telah kita ulas pada wacana kemarin dalam pembuatan basis data BMN yang tertib fisik, tertib administratif dan tertib hukum, dibutuhkan software yang aplikatif yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi BMN. Diharapkan aplikasi ini dapat menunjang tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagai pengelola asset Republik Indonesia.

Dalam aplikasi tersebut informasi yang harus ditampilkan meliputi informasi NUP, luas objek, status penguasaan oleh satuan kerja, kondisi BMN dll yang dilengkapi foto objek dan beberapa informasi yang diperlukan lainnya. Informasi tersebut dapat kita olah sebagai dasar dalam pengelolaan asset dalam jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

Dari data base yang telah kita buat dapat kita proyeksikan pengelolaan aset yang terintegrasi, dimana strategi pengelolaan dilakukan secara menyeluruh, dimulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban/pelaporan aset.

Tujuan dari pengelolaan asset ini adalah :

- Transparansi dalam manajemen aset negara

- Penghematan anggaran

Berdasarkan proyeksi yang telah dilakukan maka optimalisasi pengelolaan asset negara dapat terwujud. Sehingga dari output kita hasilkan maka asset Negara dapat menjadi indikator penting dalam pelaksanaan anggaran yang efektif berdasarkan prinsip The Highest and The Best Used.

Mungkin juga output yang kita hasilkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Bisa juga output kita dapat sebagai acuan atau dasar dalam penetapan nilai yang dalam prosesnya dapat menjadi “single value multipurpose” dalam penilaian untuk periode tertentu baik untuk laporan keuangan, neraca atau untuk kepentingan lain seperti likuidasi, lelang, atau tujuan lain yang masih relevan.

Harapan penulis adalah semoga wacana strategic asset management yang pernah di ungkapkan Oom Hadiyanto dapat segera terwujud.

Minggu, 26 Juli 2009

Menata jalan Pengelolaan Aset BMN oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Saat ini penilaian di Indonesia banyak sekali mengalami hambatan, salah satu kendala dalam peniliaian di Indonesia adalah minimnya data pasar yang relevan dan valid sebagai acuan dasar penilai dalam menetapkan nilai pasar wajar.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagai Instansi eselon 1 dibawah Departemen Keuangan yang didaulat sebagai pengelola aset BMN ternyata masih belum memiliki data base yang real dan kompleks mengenai nilai. Kendala ini sebenarnya merupakan masalah klise dengan asumsi “ Dirjen ini masih baru”.
Ada beberapa langkah yang sebenarnya dapat kita tempuh dalam proses penyusunan data base nilai, antara lain :
  1. Pengumpulan semua informasi data yang diperoleh baik dari instansi pemerintah, non-pemerintah, maupun dari pihak swasta yang kompeten. Data base mengenai tanah dapat kita peroleh dari data base yang dimiliki oleh Pengguna BMN, Kuasa Pengguna BMN, Satuan Kerja KPBMN, BPN, Direktorat Jenderal Pajak ex Direktorat PBB, instansi pemerintah daerah, serta dari pihak swasta misalkan dari pihak broker, property agent dll. Dari data yang kita kumpulkan maka minimal kita mendapat gambaran tentang informasi BMN, kondisi BMN, nilai buku BMN, luas tanah, harga dan nilai tanah pada saat itu, NJOP, status kepemilikan dan penguasaan, RTRW ( rencana tata ruang wilayah ) dan RUTK ( rencana umum tata kota ) dll. Ditambah lagi PBB akan dilepas oleh Direktorat Jenderal Pajak dan rencananya akan dijadikan sebagai pajak daerah yang undang-undangnya masih dirumuskan oleh DPR, maka data-data tersebut yang meliputi identitas Objek Pajak, Subjek Pajak dan Peta SISMIOP PBB (Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak) serta Peta SMARTMAP akan sangat berguna bagi pembentukan basis data di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Informasi lain yang kita peroleh juga dapat kita gunakan sebagai proyeksi kedepan dan planning kita dalam mengelola asset BMN.
  2. Setelah beberapa informasi itu kita peroleh maka kita dapat mulai menyusun basis data dengan menggunakan suatu system aplikasi yang kompartibel dan mudah sehingga dapat kita gunakan sebagai manajer asset. Informasi yang dimuat seperti informasi NUP, luas objek, status penguasaan oleh satuan kerja, kondisi BMN dll yang dilengjkapai foto objek dam beberapa informasi yang diperlukan lainnya.
  3. Dalam pengadaan/ pembuatan aplikasi ini dapat ditunjuk pihak ketiga untuk build up aplikasi ini dengan mekanisme pengadaan secara tender atau dengan penunjukan secara langsung kepada pihak yang kompeten. Dengan adanya aplikasi inj diharapkan salah satu tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagai manajer asset BMN dapat terbantu.
  4. Dalam proses selanjutnya harus dilakukan pemeliharaan basis data dapat dilakukan secara aktif maupun secara pasif, artinya ; Aktif : Pemeliharaan basis data BMN dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dengan cara langsung mencari informasi kepada Pengguna Barang, Kuasa Pengguna, maupun Satuan Kerja dengan langsung melakukan survey cek fisik dan penilaian. Pasif : Dengan berdasarkan laporan yang diberikan oleh Pengguna Barang, Kuasa Pengguna, maupun Satuan Kerja.
  5. Dan yang terpenting adalah harus ada peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan pembentukan dan pemeliharaan basis data ini sehingga pelaksanaannya dapat berjalan secara continue dan berkesinambungan sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Semoga harapan ini dapat tercapai sesuai dengan amanah bangsa ini yang diberikan kepada kita. Minimal kita melakukan hal ini terlambat daripada tidak sama sekali..

bersambung ke part 2

Selasa, 23 Juni 2009

Maki kita belajar Zuhud kepada Dunia

Zuhud

Kata zuhud sering disebut-sebut ketika kita mendengar nasehat dan seruan agar mengekang ketamakan terhadap dunia dan mengejar kenikmatannya yang fana dan pasti sirna, dan agar jangan melupakan kehidupan akhirat yang hakiki setelah kematian. Hal ini sebagaimana peringatan Allah tentang kehidupan dunia yang penuh dengan fatamorgana dan berbagai keindahan yang melalaikan dari hakikat kehidupan yang sebenarnya.

Allah berfirman,

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)

Ayat ini menunjukkan bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu, batil, dan sekadar permainan. Yang dimaksud sekadar permainan adalah sesuatu yang tiada bermanfaat dan melalaikan. Ayat ini juga menunjukkan bahwa dunia adalah perhiasan, dan orang-orang yang terfitnah dengan dunia menjadikannya sebagai perhiasannya dan tempat untuk saling bermegah-megahan dengan kenikmatan yang ada padanya berupa anak-anak, harta-benda, kedudukan dan yang lainnya sehingga lalai dan tidak beramal untuk akhiratnya.

Allah menyerupakan kehancuran dunia dan kefanaannya yang begitu cepat dengan hujan yang turun ke permukaan bumi. Ia menumbuhkan tanaman yang menghijau lalu kemudian berubah menjadi layu, kering dan pada akhirnya mati. Demikianlah kenikmatan dunia, yang pasti pada saatnya akan punah dan binasa. Maka barangsiapa mengambil pelajaran dari permisalan yang disebutkan di atas, akan mengetahui bahwa dunia ibarat es yang semakin lama semakin mencair dan pada akhirnya akan hilang dan sirna. Sedangkan segala apa yang ada di sisi Allah adalah lebih kekal, dan akhirat itu lebih baik dan utama sebagaimana lebih indah dan kekalnya permata dibandingkan dengan es. Apabila seseorang mengetahui dengan yakin akan perbedaan antara dunia dan akhirat dan dapat membandingkan keduanya, maka akan timbul tekad yang kuat untuk menggapai kebahagian dunia akhirat.

Definisi Zuhud

Banyak sekali penjelasan ulama tentang makna zuhud. Umumnya mengarah kepada makna yang hampir sama. Di sini akan disampaikan sebagian dari pendapat tersebut.

Makna secara bahasa:

Zuhud menurut bahasa berarti berpaling dari sesuatu karena hinanya sesuatu tersebut dan karena (seseorang) tidak memerlukannya. Dalam bahasa Arab terdapat ungkapan “syaiun zahidun” yang berarti “sesuatu yang rendah dan hina”.

Makna secara istilah:

Ibnu Taimiyah mengatakan – sebagaimana dinukil oleh muridnya, Ibnu al-Qayyim – bahwa zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat demi kehidupan akhirat.

Al-Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah engkau lebih mempercayai apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Keadaanmu antara ketika tertimpa musibah dan tidak adalah sama saja, sebagaimana sama saja di matamu antara orang yang memujimu dengan yang mencelamu dalam kebenaran.

Di sini zuhud ditafsirkan dengan tiga perkara yang semuanya berkaitan dengan perbuatan hati:

1. Bagi seorang hamba yang zuhud, apa yang ada di sisi Allah lebih dia percayai daripada apa yang ada di tangannya sendiri. Hal ini timbul dari keyakinannya yang kuat dan lurus terhadap kekuasaan Allah. Abu Hazim az-Zahid pernah ditanya, “Berupa apakah hartamu?” Beliau menjawab, “Dua macam. Aku tidak pernah takut miskin karena percaya kepada Allah, dan tidak pernah mengharapkan apa yang ada di tangan manusia.” Kemudian beliau ditanya lagi, “Engkau tidak takut miskin?” Beliau menjawab, “(Mengapa) aku harus takut miskin, sedangkan Rabb-ku adalah pemilik langit, bumi serta apa yang berada di antara keduanya.”
2. Apabila terkena musibah, baik itu kehilangan harta, kematian anak atau yang lainnya, dia lebih mengharapkan pahala karenanya daripada mengharapkan kembalinya harta atau anaknya tersebut. Hal ini juga timbul karena keyakinannya yang sempurna kepada Allah.
3. Baginya orang yang memuji atau yang mencelanya ketika ia berada di atas kebenaran adalah sama saja. Karena kalau seseorang menganggap dunia itu besar, maka dia akan lebih memilih pujian daripada celaan. Hal itu akan mendorongnya untuk meninggalkan kebenaran karena khawatir dicela atau dijauhi (oleh manusia), atau bisa jadi dia melakukan kebatilan karena mengharapkan pujian. Jadi, apabila seorang hamba telah menganggap sama kedudukan antara orang yang memuji atau yang mencelanya, berarti menunjukkan bahwa kedudukan makhluk di hatinya adalah rendah, dan hatinya dipenuhi dengan rasa cinta kepada kebenaran.

Hakekat zuhud itu berada di dalam hati, yaitu dengan keluarnya rasa cinta dan ketamakan terhadap dunia dari hati seorang hamba. Ia jadikan dunia (hanya) di tangannya, sementara hatinya dipenuhi rasa cinta kepada Allah dan akhirat.

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia secara total dan menjauhinya. Lihatlah Nabi, teladan bagi orang-orang yang zuhud, beliau mempunyai sembilan istri. Demikian juga Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman, sebagai seorang penguasa mempunyai kekuasaan yang luas sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Para Shahabat, juga mempunyai istri-istri dan harta kekayaan, yang di antara mereka ada yang kaya raya. Semuanya ini tidaklah mengeluarkan mereka dari hakekat zuhud yang sebenarnya.

Tingkatan Zuhud

Ada beberapa tingkatan zuhud sesuai dengan keadaan setiap orang yang melakukannya, yaitu:

1. Berusaha untuk hidup zuhud di dunia; sementara ia menghendaki (dunia tersebut), hati condong kepadanya dan selalu menoleh ke arahnya, akan tetapi ia berusaha melawan dan mencegahnya.
2. Orang yang meninggalkan dunia dengan suka rela, karena di matanya dunia itu rendah dan hina, meskipun ada kecenderungan kepadanya. Dan ia meninggalkan dunia tersebut (untuk akhirat), bagaikan orang yang meninggalkan uang satu dirham untuk mendapatkan uang dua dirham (maksudnya balasan akhirat itu lebih besar daripada balasan dunia).
3. Orang yang zuhud dan meninggalkan dunia dengan hati yang lapang. Ia tidak melihat bahwa dirinya meninggalkan sesuatu apapun. Orang seperti ini bagaikan seseorang yang hendak masuk ke istana raja, terhalangi oleh anjing yang menjaga pintu, lalu ia melemparkan sepotong roti ke arah anjing tersebut sehingga membuat anjing tersebut sibuk (dengan roti tadi), dan ia pun dapat masuk (ke istana) untuk menemui sang Raja dan mendapatkan kedekatan darinya. Anjing di sini diumpamakan sebagai syaitan yang berdiri di depan pintu (kerajaan/surga) Allah, yang menghalangi manusia untuk masuk ke dalamnya, sementara pintu tersebut dalam keadaan terbuka. Adapun roti diumpamakan sebagai dunia, maka barangsiapa meninggalkannya niscaya akan memperoleh kedekatan dari Allah.

Hal-Hal yang Mendorong untuk Hidup Zuhud

1. Keimanan yang kuat dan selalu ingat bagaimana ia berdiri di hadapan Allah pada hari kiamat guna mempertanggung-jawabkan segala amalnya, yang besar maupun yang kecil, yang tampak ataupun yang tersembunyi. Ingat! betapa dahsyatnya peristiwa datangnya hari kiamat kelak. Hal itu akan membuat kecintaannya terhadap dunia dan kelezatannya menjadi hilang dalam hatinya, kemudian meninggalkannya dan merasa cukup dengan hidup sederhana.

2. Merasakan bahwa dunia itu membuat hati terganggu dalam berhubungan dengan Allah, dan membuat seseorang merasa jauh dari kedudukan yang tinggi di akhirat kelak, dimana dia akan ditanya tentang kenikmatan dunia yang telah ia peroleh, sebagaimana firman Allah,

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takaatsur: 6)

Perasaan seperti ini akan mendorong seorang hamba untuk hidup zuhud.

3. Dunia hanya akan didapatkan dengan susah payah dan kerja keras, mengorbankan tenaga dan pikiran yang sangat banyak, dan kadang-kadang terpaksa harus bergaul dengan orang-orang yang berperangai jahat dan buruk. Berbeda halnya jika menyibukkan diri dengan berbagai macam ibadah; jiwa menjadi tentram dan hati merasa sejuk, menerima takdir Allah dengan tulus dan sabar, ditambah akan menerima balasan di akhirat. Dua hal di atas jelas berbeda dan (setiap orang) tentu akan memilih yang lebih baik dan kekal.

4. Merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an yang banyak menyebutkan tentang kehinaan dan kerendahan dunia serta kenikmatannya yang menipu (manusia). Dunia hanyalah tipu daya, permainaan dan kesia-siaan belaka. Allah mencela orang-orang yang mengutamakan kehidupan dunia yang fana ini daripada kehidupan akhirat, sebagaimana dalam firman-Nya,

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Naaziat: 37-39)

Dalam ayat yang lainnya Allah berfirman,

“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’laa: 16-17)

Semua dalil-dalil, baik dari Al-Qur’an maupun as-Sunnah, mendorong seorang yang beriman untuk tidak terlalu bergantung kepada dunia dan lebih mengharapkan akhirat yang lebih baik dan lebih kekal.

Zuhud yang Bermanfaat dan Sesuai Dengan Syariat

Zuhud yang disyariatkan dan bermanfaat bagi orang yang menjalaninya adalah zuhud yang dicintai oleh Allah dan rasul-Nya, yaitu meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat demi menggapai kehidupan akhirat. Adapun sesuatu yang memberi manfaat bagi kehidupan akhirat dan membantu untuk menggapainya, maka termasuk salah satu jenis ibadah dan ketaatan. Sehingga berpaling dari sesuatu yang bermanfaat merupakan kejahilan dan kesesatan sebagaimana sabda Nabi,

“Carilah apa yang bermanfaat bagi dirimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah.” (HR. Muslim hadits no. 4816)

Yang bermanfaat bagi seorang hamba adalah beribadah kepada Allah, menjalankan ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya. Dan semua yang menghalangi hal ini adalah perkara yang mendatangkan kemudharatan dan tidak bermanfaat. Yang paling berguna bagi seorang hamba adalah mengikhlaskan seluruh amalnya karena Allah. Orang yang tidak memperhatikan segala yang dicintai dan dibenci oleh Allah dan rasul-Nya akan banyak menyia-nyiakan kewajiban dan jatuh ke dalam perkara yang diharamkan; meninggalkan sesuatu yang merupakan kebutuhannya seperti makan dan minum; memakan sesuatu yang dapat merusak akalnya sehingga tidak mampu menjalankan kewajiban; meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar; meningalkan jihad di jalan Allah karena dianggap mengganggu dan merugikan orang lain. Pada akhirnya, orang-orang kafir dan orang-orang jahat mampu menguasai negeri mereka dikarenakan meninggalkan jihad dan amar ma’ruf -tanpa ada maslahat yang nyata-.

Allah berfirman,

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, ‘Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.’” (QS. Al-Baqarah: 217)

Allah menjelaskan dalam ayat ini, walaupun membunuh jiwa itu merupakan keburukan, akan tetapi fitnah yang ditimbulkan oleh kekufuran, kezaliman dan berkuasanya mereka (orang-orang kafir) lebih berbahaya dari membunuh jiwa. Sehingga menghindari keburukan yang lebih besar dengan melakukan keburukan yang lebih ringan adalah lebih diutamakan. Seumpama orang yang tidak mau menyembelih hewan dengan dalih bahwa perbuatan tersebut termasuk aniaya terhadap hewan. Orang seperti ini adalah jahil, karena hewan tersebut pasti akan mati. Disembelihnya hewan tersebut untuk kepentingan manusia adalah lebih baik daripada mati tanpa mendatangkan manfaat bagi seorang pun. Manusia lebih sempurna dari hewan, dan suatu kebaikan tidak mungkin bisa sempurna untuk manusia kecuali dengan memanfaatkannya, baik untuk dimakan, dijadikan sebagai kendaraan atau yang lainya. Yang dilarang oleh Nabi adalah menyiksanya dan tidak menunaikan hak-haknya yang telah tetapkan oleh Allah.

Nabi bersabda,

“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu, maka jikalau kalian membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kalian menyembelih maka sembelihlah dengan baik, hendaklah salah seorang diantara kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim hadits no. 3615)

Zuhud yang Bid’ah dan Menyelisihi Syari’at

Zuhud yang menyelisihi Sunnah tidak ada kebaikan sama sekali di dalamnya. Karena ia menganiaya hati dan membutakannya, membuat agama menjadi buruk dan hilang nilai-nilai kebaikannya yang diridhai oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya, menjauhkan manusia dari agama Allah, menghancurkan peradaban, dan memberi kesempatan bagi musuh-musuh Islam untuk menguasai mereka; merendahkan kemuliaan seseorang serta menjadikan seorang hamba menyembah kepada selain Allah. Berikut ini beberapa perkataan para penyeru zuhud yang menyelisihi petunjuk Nabi.

Perkataan Junaid, salah seorang penyeru zuhud yang menyelisihi syariat, “Saya senang kalau seorang pemula dalam kezuhudan tidak menyibukkan diri dengan tiga perkara agar tidak berubah keadaannya, yaitu bekerja untuk mendapatkan rezeki, menuntut ilmu hadist, dan menikah. Dan lebih aku senangi jika seorang sufi tidak membaca dan menulis agar niatnya lebih terarah.” (Kitab Quatul-Qulub 3/135, kitab karya Junaid).

Perkataan Abu Sulaiman ad-Darani, “Jika seseorang telah menuntut ilmu, pergi mencari rezeki atau menikah, maka dia telah bersandar kepada dunia.” (Kitab Al-Futuhat Al-Makiyah, 1/37).

Padahal telah dimaklumi bahwa semua peradaban di dunia ini tidak mungkin tegak dan berkembang kecuali dengan tiga perkara, yaitu dengan bekerja, mencari ilmu, dan menikah demi meneruskan keturunan manusia. Rasulullah sendiri telah memerintahkan kita bekerja mencari rezeki sebagaimana dalam sabda beliau,

“Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil kerja tangannya sendiri. Sesungguhnya nabi Allah, Dawud, makan dari hasil kerja tangannya.” (HR. Bukhari, III/8 hadits no. 1930)

Dan Rasulullah telah memerintahkan umatnya untuk menikah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan (lahir dan batin) untuk menikah, maka hendaklah dia menikah. Sesungguhnya pernikahan itu dapat menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan. Sedangkan untuk yang tidak mampu, hendaklah berpuasa karena puasa itu dapat menjaganya (yaitu benteng nafsu).” (HR. Bukhari, VI/117)

Beliau juga memerintahkan kaum muslimin menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun dunia, sebagaimana sabdanya,

“Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim.” (Ibnu Majah hadits no. 220. Hadist Sahih, lihat Kitab Al-Jami’ As-Shahih no. 3808 karya Al-Bani)

Wajib di sini adalah dalam menuntut ilmu agama. Adapun ilmu duniawi, tidak ada seorang pun yang berselisih tentang pentingnya ilmu tersebut, baik berupa ilmu kesehatan, ilmu perencanaan maupun ilmu lainnya yang manusia tidak mungkin terlepas darinya. Terpuruknya kaum muslimin ke dalam jurang kehinaan dan kemunduran pada masa sekarang ini tidak lain akibat kelalaian mereka dalam menuntut ilmu agama yang benar, merasa cukup dengan ilmu duniawi yang mereka ambil dari musuh-musuh mereka dalam berbagai macam aspek kehidupan, baik yang besar maupun yang kecil, banyak maupun sedikit, yang semuanya berujung kepada kebinasaan, hilangnya agama, akhlak, dan hal-hal utama lainnya.

Khatimah

Sebagai penutup tulisan ini, marilah kita lihat bagaimana kehidupan generasi pertama dan terbaik dari umat ini, generasi sahabat yang hidup di bawah naungan wahyu Ilahi dan didikan Nabi. Salah seorang tokoh generasi tabi’in, Imam al-Hasan al-Bashri berkata, “Aku telah menjumpai suatu kaum dan berteman dengan mereka. Tidaklah mereka itu merasa gembira karena sesuatu yang mereka dapatkan dari perkara dunia, juga tidak bersedih dengan hilangnya sesuatu itu. Dunia di mata mereka lebih hina daripada tanah. Salah seorang di antara mereka hidup satu atau dua tahun dengan baju yang tidak pernah terlipat, tidak pernah meletakkan panci di atas perapian, tidak pernah meletakkan sesuatu antara badan mereka dengan tanah (beralas) dan tidak pernah memerintahkan orang lain membuatkan makanan untuk mereka. Bila malam tiba, mereka berdiri di atas kaki mereka, meletakkan wajah-wajah mereka dalam sujud dengan air mata bercucuran di pipi-pipi mereka dan bermunajat kepada Allah agar melepaskan diri mereka dari perbudakan dunia. Ketika beramal kebaikan, mereka bersungguh-sungguh dengan memohon kepada Allah untuk menerimanya. Apabila berbuat keburukan, mereka bersedih dan bersegera meminta ampunan kepada Allah. Mereka senantiasa dalam keadaan demikian. Demi Allah, tidaklah mereka itu selamat dari dosa kecuali dengan ampunan Allah. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya kepada mereka.” Wallahu A’lam.

Referensi:
http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/zuhud.html
dan beberapa sumber

Jumat, 12 Juni 2009

Sekilas Tentang Negara Islam


Apa itu Khilafah?

Khilafah merupakan sistem pemerintahan dalam Islam yang digali dari sumber hukum Islam. Khilafah bertanggungjawab atas penerapan sistem Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Khilafah memberlakukan aturan-aturan hukum pidana Islam dalam masalah peradilan, pemerintahan, ekonomi, sistem sosial, pendidikan, dan kebijakan luar negeri. Khilafah bertanggungjawab untuk menyampaikan dan mempropagandakan Islam ke seluruh dunia melalui kebijakan luar negerinya. Khilafah sangat berbeda dari model pemerintahan yang lain seperti demokrasi, teokrasi atau monarki.
Khilafah akan melakukan rekonsiliasi antara seluruh umat Islam dan akan menghapus segala bentuk kesukuan dan kebangsaan. Negara Khilafah bukan negara untuk faksi atau kelompok orang tertentu. Khilafah akan memandang seluruh warganegaranya, baik yang Muslim maupun yang non-Muslim, dengan pandangan yang sama. Khilafah akan menerapkan Islam sesuai dengan dalil-dalil terkuat dari sumber hukum Islam. Khilafah bukanlah negara untuk etnis atau ras tertentu. Setiap orang, apakah dia Arab atau non-Arab, putih atau hitam, memiliki kedudukan yang sama sebagai warganegara. Meskipun Khilafah adalah Negara Islam akan tetapi Khilafah tidak hanya mengurusi kaum Muslim, tetapi juga setiap orang yang menyandang status warganegara Negara Islam, baik dia Muslim ataupun non-Muslim. Saat mengurusi kepentingan warganegara yang non-Muslim, Negara Islam berkewajiban memperlakukan mereka sebagai warganegara dan bukan sebagai ‘etnis minoritas’.

Di mana Khilafah sekarang?
Saat ini Khilafah tidak eksis. Khilafah terakhir di Turki diruntuhkan oleh Mustafa Kemal setelah Perang Dunia I. Pada 24 Juli 1924, saat mengomentari keruntuhan Khilafah, Lord Curzon, menteri luar negeri Inggris saat itu, mengatakan kepada Majelis Rendah, ” … Turki (sebagai pusat Khilafah) telah mati dan tidak akan pernah bangkit kembali karena kita telah menghancurkan kekuatan moralnya, Khilafah dan Islam.”

Bagaimana dengan Arab Saudi, Iran, Pakistan dan Sudan?

Untuk bisa disebut sebagai Negara Islam, setiap pasal dalam konstitusi negara, setiap aturan dan perundang-undangan, harus berasal dari hukum Islam. Negara-negara yang Anda sebutkan itu sama sekali tidak memenuhi kriteria itu. Di negara-negara tersebut, hukum Islam hanya sekadar label sebagai sumber legislasi negara tersebut, dengan segala bentuk legislasi sekular dan adat istiadat yang ada, sementara konstitusi lebih condong pada sistem demokrasi, sosialisme, kapitalisme dan semacamnya. Semua itu adalah konsep-konsep yang tidak bersumber dari Islam dan berasal dari filosofi dasar yang sangat berbeda. Karena itu, tidak bisa diklaim bahwa setiap negara Muslim adalah representasi dari Islam dan sistem pemerintahan Islam, yakni Khilafah Islamiyah.

Siapa yang akan menjadi penguasa dalam sistem Khilafah dan apakah ia akan memiliki akuntabilitas?

Khalifah memimpin negara berdasarkan perintah Allah swt sebagaimana termaktub dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw. Rakyat memilih dan menunjuk Khalifah. Sebagai warganegara Negara Islam, baik pria maupun wanita, Muslim ataupun non-Muslim, Anda bisa mendatangi Khalifah untuk alasan apapun, entah mendorongnya agar takut kepada Allah swt atau meminta hak-hak Anda dipenuhi. Rakyat wajib mengganti Khalifah jika ia menerapkan sistem selain Islam.

Bagaimana Khilafah memperlakukan non-Muslim?

Seorang ulama salaf, Imam Qarafi, mengatakan, “Menjadi tanggung jawab kaum Muslim terhadap orang-orang Zhimmi [warganegara yang non-Muslim] untuk memelihara mereka, memenuhi kebutuhan rakyat miskin, memberi makan orang-orang yang kelaparan, menyediakan pakaian, menyapa mereka dengan baik dan bahkan menoleransi kesalahan mereka meskipun datangnya dari seorang tetangga, dan meskipun kaum Muslim berada pada posisi tangan di atas [sebagai pemberi]. Kaum Muslim juga harus menasehati mereka dalam urusan mereka dan melindungi mereka dari siapapun yang berusaha menyakiti mereka atau keluarganya, mencuri harta mereka atau siapapun yang melanggar hak-hak mereka.”
Banyak non-Muslim yang pernah hidup dengan kaum Muslim di bawah naungan Islam selama hampir tiga belas abad. Selama periode itu orang-orang non-Muslim memiliki standar hidup yang sama. Mereka menikmati hak-hak, kesejahteraan, kebahagiaan, ketentraman dan keamanan yang sama.

Bagaimana posisi wanita dalam Khilafah?

Dalam sistem Khilafah, wanita memiliki peran aktif untuk membangun negara yang tidak hanya memiliki karakter moral yang unggul, tetapi juga secara ekonomi sejahtera dan maju secara teknologi. Khilafah wajib memberikan pendidikan gratis kepada anak laki-laki dan perempuan pada tingkat dasar dan menengah serta memberikan pendidikan gratis pada level pendidikan tinggi untuk bidang-bidang tertentu seperti sains dan kesehatan. Ini akan membuat wanita bisa menjalani profesi sebagai ahli kesehatan, insinyur, sains, arsitektur, akademisi dan semacamnya. Wanita diperbolehkan untuk berdagang, menginvestasikan harta, memiliki harta sendiri, menjalankan usaha dan menjadi pegawai atau atasan. Wanita bisa, misalnya, menduduki jabatan administratif dalam negara atau ditunjuk menjadi hakim, menyewa properti dan melakukan transaksi sosial lainnya. Selain itu, wanita akan menjalani peran vital sebagai istri dan ibu, menciptakan kehidupan keluarga yang tentram, merawat anak-anak dan keluarga dan membina generasi masa depan. Wanita memiliki peran politik yang aktif dan juga punya suara politik yang kuat dalam mengingatkan penguasa atas setiap bentuk ketidakadilan dan korupsi di masyarakat serta memelihara kepentingan komunitasnya.

Bagaimana interaksi pria dan wanita dalam sistem Khilafah?

Pria dan wanita berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhan kehidupan publik mereka tapi tetap dalam koridor sistem sosial Islam yang mengatur hubungan antara pria dan wanita. Ini menciptakan lingkungan yang memfasilitasi kerja sama lintas jender dan membuat mereka bisa memenuhi hak dan kewajiban publik mereka tanpa mempengaruhi kondisi moral negara. Dengan begitu kehormatan dan kesucian setiap orang akan terlindungi dan aspek seksual dari hubungan pria dan wanita terbatas pada pernikahan. Misalnya, Islam telah menentukan pakaian publik khusus untuk wanita Muslimah serta mewajibkan mereka untuk menyembunyikan kecantikan mereka dari hadapan kaum pria yang bukan mahramnya dan Islam juga melarang pria dan wanita berkhalwat. Islam melarang hubungan yang bebas antara pria dan wanita yang tidak punya hubungan darah, serta segala bentuk perbuatan yang bisa menjurus pada perzinaan. Wanita memiliki kedudukan terhormat dalam sistem Khilafah dan karena itu tidak akan ada tindakan apapun yang diperbolehkan untuk mengkompromikan masalah ini.

Mengapa wanita tidak bisa menjadi penguasa dalam sistem Khilafah?

Konsep ini bersumber dari dalil-dalil Islam yang melarang wanita memegang jabatan kekuasaan. Orang-orang yang gagal mengkaji Islam secara mendalam mengklaim bahwa ini terjadi karena Islam memandang wanita secara fisik tidak mampu memangku jabatan tersebut dan karena itu mereka menganggap Islam mendiskriminasikan wanita. Islam tidak memberikan alasan spesifik tentang hal ini. Islam hanya melarang posisi-posisi tersebut untuk diemban oleh wanita.
Kekuasaan dalam Islam bukanlah posisi yang bergengsi, melainkan jabatan yang mengandung tanggung jawab. Dalam Islam, kedudukan sesorang tidak ditakar dari jabatan atau tanggung jawabnya, tetapi dari bagaimana ia memenuhi segala kewajibannya. Karena itu, seorang penguasa tidak otomatis lebih superior ketimbang seorang ibu. Masing-masing memiliki kewajiban yang harus dipenuhi untuk menjamin kemakmuran masyarakat.
Di dalam Khilafah, wanita boleh memilih penguasa. Secara historis, bahkan wanita turut hadir dalam delegasi pertama yang memberikan bai’at kepada Nabi Muhammad saw, menerimanya sebagai pemimpin pertama Negara Islam. Wanita boleh masuk ke dalam Majelis Ummah yang memberikan nasehat kepada penguasa dalam beragam urusan. Wanita wajib terlibat dalam kehidupan politik masyarakat Islam dan mengingatkan penguasa jika mereka melihat adanya korupsi atau ketidakadilan yang dilakukan oleh negara. Wanita juga bisa dipilih menjadi pejabat negara untuk posisi-posisi yang non-kekuasaan.

Akankah Khilafah menerima inovasi ilmiah dan teknologi?

Ketika Islam datang untuk pertama kalinya sebagai sistem kehidupan, Nabi Muhammad saw mengirim beberapa orang Muslim dalam misi khusus ke Syam (wilayah yang kini menjadi Suriah, Yordania, dan Palestina). Pada saat itu Syam tidak diperintah oleh sistem Islam dan justru dikuasai oleh negara adikuasa saat itu, Romawi, yang notabene Kristen. Orang-orang Romawi sangat terampil dalam teknologi militer dan telah mengembangkan dua alat pelontar (cikal bakal meriam). Kaum Muslim juga memperoleh teknologi parit dari negara adikuasa kedua saat itu, Persia, melalui Salman al-Farisi dan teknologi itu dimanfaatkan pada saat Perang Khandaq. Ini diperbolehkan dalam Islam karena kaum Muslim tidak mengambil sistem hidup dari Romawi dan Persia. Kaum Muslim tidak mengambil keyakinan, nilai dan sistem kehidupan Romawi dan Persia. Kaum Muslim hanya mengambil teknologi mereka, yang secara faktual tidak berasal dari keyakinan tertentu dan karena itu terbuka bagi seluruh umat manusia untuk menemukannya, dengan seizin Allah swt. Muhammad saw memberikan teladan bahwa mengadopsi teknologi adalah sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam, tapi dengan catatan bahwa teknologi itu hanya boleh dimanfaatkan untuk sesuatu yang diperbolehkan menurut hukum Islam. Maka, pisau bedah boleh digunakan untuk menyembuhkan, tapi tidak untuk melakukan aborsi terhadap bayi yang tak berdosa. Televisi, internet dan DVD bisa dimanfaatkan untuk mempropagandakan kebenaran atau untuk tujuan-tujuan pendidikan, tetapi tidak boleh digunakan untuk mengeksploitasi wanita sebagai objek materi.

Apakah Khilafah sistem monarki?

Sistem monarki bukanlah sistem Islam dan Islam tidak memperbolehkannya, entah raja yang hanya menjadi simbol tapi tak berkuasa, seperti dalam kasus Inggris dan Spanyol, karena Khalifah bukanlah simbol. Khalifah adalah penguasa dan pelaksana hukum-hukum Allah swt yang bertindak untuk kepentingan umat; Demikian pula jika raja menjadi kepala negara dan penguasa sekaligus, seperti dalam kasus Arab Saudi dan Yordania. Ini karena Khalifah tidak mengenal sistem pewarisan kekuasaan seperti yang terjadi dalam sistem monarki. Khalifah dipilih dan diberi bai’at. Islam tidak memperkenankan sistem pewarisan. Khalifah tidak memiliki hak-hak istimewa dibandingkan warganegara yang lain dan Khalifah tidak berkedudukan di atas hukum seperti halnya raja yang kebal hukum. Khalifah tunduk pada hukum Allah swt dan bisa dimintai pertanggungjawaban atas segala tindakan yang dilakukannya.

Apakah Khilafah sistem yang imperialis?

Wilayah-wilayah yang diperintah oleh Islam - meskipun terdiri atas beragam ras dan terhubung ke satu tempat yang menjadi sentralnya - tidak diperintah berdasarkan sistem imperialis, tetapi oleh sistem yang sangat bertentangan dengan sistem imperialis. Sistem imperialis tidak memperlakukan kelompok-kelompok ras secara setara, tetapi memberikan hak istimewa dalam pemerintahan, keuangan dan ekonomi kepada ras tertentu.
Sistem pemerintahan Islam memberikan kesetaraan antara rakyat di seluruh wilayah negara. Setiap non-Muslim yang menjadi warganegara memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warganegara yang Muslim. Mereka memperoleh keadilan yang sama dan mereka juga tunduk pada hukum yang sama. Selain itu, setiap warganegara, tanpa memandang keyakinannya, memiliki hak-hak yang bahkan tidak dimiliki oleh seorang Muslim di luar negeri yang tidak memiliki status warganegara. Dengan konsep kesetaraan seperti ini, sistem Islam sangat berbeda dengan sistem imperial. Sistem Islam tidak membeda-bedakan wilayahnya menjadi wilayah koloni, wilayah eksploitasi, atau wilayah sumber kekayaan yang diperas untuk kepentingan pusat. Khilafah memandang semua wilayah secara adil, tidak peduli betapa jauh jarak wilayah itu, dan tidak jadi soal betapa berbedanya ras di sana. Khilafah menganggap setiap jengkal wilayah sebagai bagian integral dari negara dan warganegara di setiap wilayah itu memiliki hak yang sama dengan warganegara yang ada di wilayah pusat kekuasaan. Khilafah juga menjadikan otoritas kekuasaan, sistem dan perundang-undangannya berlaku sama di seluruh wilayah.

referensi : dari berbagai sumber/indoforum/dll

Kamis, 21 Mei 2009

Cerita Kuda dan sepasang Bapak dan Anaknya

Sekarang ini banyak sekali orang yang pandai mengkritik orang lain. tak terkecuali orang-orang yang ada di sekitar anda. Kritikan itu dapat memperbaiki kesalahan kita. akan tetapi tak semua kritik itu positif karena ada juga yang negatif.
Aku pernah membaca sebuah artikel yang ditulis oleh Jaya Suprana, Beliau menganalogikan kritik itu dalam sebuah cerita. Begini ceritanya :

" Pada suatu hari ada seorang Bapak dan Anaknya sedang membawa seekor kuda yang baru mereka dapat. Dengan senang hati bapak dan anak itu membawa kuda tersebut ke rumah mereka. Mereka memilih untuk tak menaiki kuda itu dan hanya menuntun kuda itu lewat tali kekangnya karena mereka berpikir bahwa kuda itu kelihatan masih belum siap untuk mereka naiki, karena terlihat lelah lagian mereka berpandangan bahwa kuda merupakan hewan yang sangat berharga.

Tak selang lama ada orang yang menegur mereka dan berkata " Hey kalian ini bagaimana!! punya kuda kok malah memilih jalan kaki, kuda itu diciptakan untuk dinaiki kenapa kalian hanya menuntun kuda itu tanpa menaikinya".
Karena mendengar teguran itu maka bapak itu berinisiatif untuk menyuruh anaknya yang menaiki kuda tersebut dan ia memilih yang berjalan kaki menuntun kuda itu. Hal ini dilakukan bapak itu karena ia sangat sayang pada anaknya itu, ia tak ingin anaknya capek dan biar anak itu merasakan naik kuda yang baru mereka beli itu.

Dan di tengah perjalanan mereka bertemu orang lagi dan orang itu menegur bapak dan anak itu,seperti yang tadi orang tersebut berkata " kenapa bapak berjalan menuntun kuda itu sedangkan anak anda malah duduk diatas? bukankah yang sebaiknya adalah bapak yang menaiki kuda itu dan anak anda yang menuntunnya. Karena yang muda itu yang harus hormat dan melayani orang tua. Bukan malah sebaliknya.."
Mendengar hal itu, maka sang Anakpun mengerti dan segera turun dari punggung kuda barunya sehingga naiklah sang Bapak itu ke atas kuda tersebut.

Setelah menempuh perjalan lagi tak selang beberapa lama,mereka berjumpa lagi dengan seseorang. Orang itu tersenyum dan menegur kedua bapak dan anak tadi, dan ia bertanya mengapa mereka memilih untuk menuntun saja kuda itu di perjalanan, bukankah lebih baik kalau kuda itu dinaiki bersama-sama, toh kuda itu memang kodratnya sebagai hewan tunggangan manusia.
Akan tetapi bapak dan anak itu bingung dan menceritakan pengalamannya tadi di jalan sewaktu bertemu denan orang-orang sebelum orang itu. Orang itupun menawarkan solusi juga dengan menaiki kuda itu berdua dengan anaknya.
Mendengar saran itu sang bapak pun langsung setuju, dan mereka sepakat menaiki kuda itu bersama-sama ke tujuan.

Tetapi dalam akhir perjalanan ternyata kuda itu tak mampu melanjutkan perjalanan karena kuda itu kelelahan karena membawa 2 beban yang berat. Sehingga kuda itu terjatuh dan terperosok ke jurang bersama bapak dan anak itu tapi..
Sungguh ironis..

Dari cerita ini saya cuma ingin menyampaikan bahwa hakekatnya kritik itu adalah benar, benar berdasarkan sudut pandang dan pengetahuan dari si pengkritik sendiri dan belum tentu sama dengan pengkritik lain.
Jadi pandai-pandailah dalam mengolah kritik tadi agar kita tak terjatuh atau terjerumus kedalam lubang dan lebih celaka lagi kita takkan pernah sampai pada tujuan yang kita tempuh..
Semoga Bermanfaat, InsyaAllah...

Senin, 11 Mei 2009

Tips ringan mencegah menyebarnya virus influenza A(H1N1)

Waspada dan tidak panik merupakan langkah yang paling bijak untuk dilakukan masyarakat saat ini menghadapi menyebarnya virus influenza A(H1N1) yang begitu cepat.

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) menyarankan tiga langkah penting bagi kita agar selamat dari serangan flu ini, antara lain:

1. Lakukan CTPS atau cuci tangan pakai sabun. Langkah ini dilakukan sebelum menyentuh makan, sebelum makan, dan sebelum serta sesudah memegang bayi, sesudah memegang sesuatu yang kotor.
2. Tutup mulut dan hidung saat sedang flu, batu, pilek. "Mungkin kebiasaan ini mesti dibudayakan sperti di negara lain menggunakan masker," jelas Tjandra. Masker apa saja tidak masalah.
3. Bila mengalami batuk dan pilek berkelanjutan, segeralah ke puskesmas terdekat.

ref : kompas.com 11 Mei 2009

Saran pengelolaan Keuangan Bulanan, terutama Bwt Indekoster

Easy come, easy go. Mungkin itulah slogan yang bisa menggambarkan tentang aliran uang. Rasanya baru gajian minggu lalu, kok minggu ini sudah habis? Diperlukan komitmen dan disiplin diri yang tinggi untuk bisa menabung dan tidak menghamburkannya begitu saja. Terlebih lagi jika Anda mesti menabung banyak uang untuk hal-hal yang ingin dilakukan dalam waktu dekat, misalnya tunangan, pernikahan, atau buat ujian. Berikut adalah tips yang bisa Anda lakukan untuk merencanakan aliran uang Anda tetap dalam jalur yang diinginkan.

*Selalu berpikir jauh ke depan! Buatlah daftar pengeluaran cukup besar yang harus Anda penuhi di masa depan. Misalnya; pernikahan,liburan, atau kuliah lagi. Anda bisa merencanakan sebuah prosedur tabungan khusus untuk hal ini, contohnya menyiapkan tabungan di bank yang ditarik secara otomatis dari tabungan yang selalu dimasukkan gaji per bulannya.

*Buat perencanaan keuangan khusus untuk bulan dan tahun ke depan, sementara buat perhitungan pemasukan dan pengeluaran rata-rata per bulan Anda. Juga lihat pos-pos keuangan yang bisa Anda kurangi pengeluarannya. Misalnya, jika Anda memiliki kecenderungan membeli setidaknya 1 baju atau 1 pasang sepatu tiap bulan, buat album koleksi pakaian dan sepatu Anda untuk memastikan dan meyakinkan diri bahwa Anda memiliki cukup pakaian yang bisa dipadupadankan tanpa perlu membeli terus-menerus.

*Simpan bon dan kuitansi yang Anda terima. Baik itu pembayaran pulsa telepon di ATM, atau ongkos makan siang, lalu simpan dan hitung lagi pengeluaran Anda per harinya. Lalu bayangkan, apakah semua pengeluaran Anda itu cukup berarti? Atau masih bisa ditekan lagi? Mungkin Anda bisa mencari alternatif dari masing-masing pengeluaran tersebut. Mungkin dengan mencari makan siang di kantin saja, ketimbang ke foodcourt bersama teman-teman lain. Atau mungkin naik ojek saja ketimbang naik taksi jika jarak dari kantor Anda ke kantor klien tak terlalu jauh. Potongan kecil tapi sering bisa menjadi amat berarti jika dihitung per tahun.

*Hindari godaan! Ini dia yang paling sulit dihindari para wanita. Ingatlah: Hanya karena di mal sedang ada diskon besar-besaran, tak berarti Anda memerlukannya. Pikirkan masak-masak, apakah Anda akan benar-benar memerlukan barang yang akan Anda beli tersebut? Apakah sangat krusial? Apakah akan Anda gunakan?

*Menabunglah, tapi jangan lupa untuk memberikan "hadiah" pada diri Anda ketika tujuan Anda sudah terpenuhi. Buat target nilai tabungan Anda, lalu berikan hadiah jika sudah mencapai target tersebut.

*Simpan dan catat segala hal yang berkaitan dengan keuangan Anda. Jika bank mengirimkan catatan keuangan Anda, simpan. Jangan dibuang, apalagi jika tercantum nama lengkap dan data diri lainnya. Hal ini sekaligus untuk menghindari penipuan ataupun pencurian identitas.

*Bahkan berlibur pun akan butuh biaya. Maka, tak ada salahnya untuk mulai menabung, ketimbang meminjam uang yang Anda tak tahu kapan bisa membayarnya kembali.

Atap Lengkung nan Fleksibel, why not


Atap berbentuk melengkung, tidak lagi sulit diciptakan. Setelah membuat rangka, gunakan material atap yang elastis.

Desain atap bangunan melengkung agak sulit diciptakan menggunakan material atap yang keras dan kaku. Kini, hal itu menjadi lebih mudah karena telah ada material atap yang lentur sehingga mudah dibentuk.

Salah satu material yang dapat mewujudkan atap melengkung itu adalah atap dari bitumen (aspal). Material atap berbahan dasar bitumen ini lentur, sehingga mudah dibentuk.

Untuk membuat atap berbentuk melengkung, material atap bitumen ini harus bertumpu pada sebuah rangka yang melengkung. Bentuk rangka mendajadi dasar dari keseluruhan bentuk atap. Setelah rangka terbentuk, maka atap bitumen ini tinggal dipasang di atasnya.

ref: kompas.com 11 mei 2009

Senin, 04 Mei 2009

Biodata makhluk Laknatullah ‘Alaihi (semoga Allah melaknatnya)

Eh, ni ada makhluk yang kita harus hati-hati terhadapnya. lebih lengkap baca sendiri biodatanya biar kita tahu.

Nama : Iblis bin setan
Gelar : Laknatullah ‘Alaihi (semoga Allah melaknatnya)
Lahir : Sebelum diciptakan manusia
Tempat tinggal : Toilet dan rumah yang tidak disebut nama Allah ketika memasukinya

Singgasana : Di atas air
Rumah masa depan : Neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat tinggal
Agama : Kafir
Jabatan : Pimpinan Umum orang-orang yang dimurkai Allah dan sesat
Masa Jabatan : Hingga hari Kiamat
Karyawan : Setan jin dan setan manusia
Partner dalam bekerja : Orang yang diam dari kebenaran
Agen : Dukun dan paranormal
Musuh : kaum muslimin
Kekasih di dunia : Wanita yang hobi telanjang dan pamer aurat
Keluarga : Para thaghut
Cita-cita : Ingin membuat semua manusia kafir
Motto : Kemunafikan adalah akhlak yang paling utama
Hobi : Menyesatkan manusia dan menjerumuskan ke dalam dosa

Lukisan kesayangan : Tato
Mata pencaharian : Mencari harta yang haram
Makanan favorit : Bangkai manusia (ghibah)
Tempat favorit : Tempat-tempat najis dan tempat maksiat
Tempat yang dibenci : Majlis ilmu dan temat-tempat ketaatan
Alat komunikasi : ghibah (menggunjing), namimah (adu domba) , dan dusta

Jurus Andalan :
1. Memoles kebathilan
2. Menamakan Maksiat dengan nama yang indah
3. Menamakan Ketaatan dengan nama yang tidak disukai
4. Masuk melalui pintu yang disukai manusia
5. Menyesatkan manusia secara bertahap
6. Menghalang-halangi manusia dari kebenaran
7. Berlagak sebagai penasihat

Kelemahan :
1. Tidak berkutik di hadapan orang yang ikhlas
2. kewalahan menghadapi orang yang berilmu
3. Lari dari suara adzan
4. Lari dari rumah yang dibacakan al-Baqarah
5. Menyingkir dari orang yang berdzikir kepada Allah
6. Menangis ketika melihat orang bersujud kepada Allah

Diringkas dan diadaptasi dari kitab “Wiqayatul Insan minal Jin wasy Syayaathin”, karya Wahid Abdus Salam Bali, Oleh : Abu Umar Abdillah

Jumat, 24 April 2009

GAk Penting Bgt

Sebentar lagi penempatan angkatan 2008 DJKN berlangsung, untuk memerihkan suasana banyak gosip yang bergulir bak bola salju yang panas ( nah bingungkan, salju kok panas) karena para "calon pegawai baru" ini mulai meraba-raba nasib mereka kedepan, minimal 2 sampe 5 tahun mendatang.
Tapi dimanapun itu, syukuri saja. Allah selalu memberikan yang terbaik buat hamba-Nya.

Sabtu, 04 April 2009

Analogi : pemimpin & sopir > karakter??

Saat kita berada dalam suatu kendaraan, misal saja sebuah bus. Tentu di dalam bus itu ada "sang sopir" yg mengendalikan bus itu menuju pada tujuannya. Di dalam bus tersebut jg ada berbagai macam penumpang,besar kecil,tua muda.
Akan tetapi laju dari bus sangat ditentukan oleh sang sopir. Apakah bus itu melaju kencang atw pelan. Tapi,karakter sopir sangat berpengaruh. Bayangkan bila kita brada dalam bus yang ugal-ugalan. Sopirnya suka teriak2 memaki2 para saingannya,dan mencari-cari kesalahan pengguna jalan yang laen. Dan tak jarang demi kepentingannya dia membuat penumpangnya khawatir setengah mati.
Maukah Anda naik bus dengan sopir semacam itu?
Tentu bila Anda bisa memilih takkan naik bus seperti itu?Bahkan naik kendaraan lain saja..
Hal ini juga sama dengan para calon pemimpin kita. Maukah kita dipimpin oleh Pemimpin yang suka memaki yang lain dan mencari kesalahan? Menjalankan pemerintahan secara ugal-ugalan,tak peduli asal sampai tujuan? Dan hanya kejar setoran untuk kepentingannya?
Jadi,skarang pilihlah pemimpinmu yang kau anggap paling baik, dan serahkan pada Allah SWT pilihan kita..

Selasa, 24 Maret 2009

Road Map Penilaian Indonesia

Saat negara-negara lain sudah memiliki peraturan yang jelas tentang penilaian aset, kita belum memilikinya. tapi tak ada kata terlambat. Atau lebih tepatnya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Seperti Singapura, Malaysia bahkan punya "Direktorat Jenderal Penilaian" sendiri, dan demikian juga negara-negara yang maju lainnya.
Suatu contoh Australia, mereka dapat dengan baik menerapkan suatu sistem dimana lembaga penilaian dapat juga sebagai manajer aset yang baik dengan efektif dan efisien. Mereka tak perlu SDM yang banyak untuk mengelola aset, meliputi : Highway, Bride, Central Road etc. Karena kualitas SDM yang maju yang dibutuhkan dalam mengelola aset. Jangan sanpai di kantor, jumlah komputer sampai bisa dihitung hanya dengan sebelah jari saja,dan internet saja sangat minim...Bagaimana Mau Maju..
Dengan "digodhok-nya" RUU Penilaian Indonesia yang di gawangi oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara-Departemen Keuangan RI,sebagai wakil dari pemerintah, MAPPI dan GAPPI sebagai wakil dari non-pemerintah. Masyarakat dan asosiasi penilai di Indonesia memperoleh payung hukum dalam perkembangan penilaian di Indonesia. Sehingga masa depan dan Road Map penilaian Indonesia mempunyai pondasi untuk melangkah.
Akan tetapi ini dengan adanya Undang-Undang ini jangan menjadi bumerang karena penilaian menjadi kaku dan tak fleksibel. Karena Penilaian adalah Seni..

Why " Cost" Not " Income"

Entah sampai kapan Indonesia berkutat pada "Cost".
Indonesia sudah saatnya untuk menggunakan Income approach dalam penilaian. Bisa kita liat contoh riilnya bahwa properti itu dipandang condong ke "cost"-nya. Prestice akan naik jika Cost yang digunakan untuk membangun/ memperoleh /menguasai/ mendapatkan manfaat atas suatu penggunaan properti.
Orang menganggap Nilai Properti dari seberapa biaya yang dikeluarkan.
Padahal para tetangga kita udah memakai Income approach untuk nilai properti mereka, baik untuk kepentingan pajak dll..
Mungkin ada masukan dari para pembaca sekalian. sekalian share ilmu..




referensi: Dir KN- DJKN

Jumat, 27 Februari 2009

nasib negeriku

Entah bagaimana menggambarkan nasib rakyat pada saat ini. Rakyat di zaman ini menghayalkan seorang pemimpin layaknya Abu Bakar ash-Shiddiq, ironisnya “si rakyat” tidak bisa berperilaku sebagaimana perilaku rakyat di zaman khalifah Abu Bakar. Tengoklah siapa rakyat Abu Bakar ash-Shiddiq di kala itu, mereka adalah orang-orang yang dimuliakan Allah dengan surga-Nya, semisal Umar bin Khattab, ‘Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan sahabat-sahabat mulia lainnya. Lalu tengoklah bagaimana keadaan rakyat di zaman ini, di antara mereka adalah para pelaku kesyirikan dan bid’ah, para pezina, lintah darat, pemeras, pembunuh dan peminum kelas berat, sementara para ulama dan orang-orang yang dikatakan agamis sungguh sedikit jumlahnya (itupun jika orang-orang agamis tersebut tidak ikut-ikutan menjual ummatnya untuk kepentingan duniawi).
Krisis keyakinan akan janji-janji Allah merupakan batu sandungan terbesar bagi bangsa ini. Bangsa ini mengarahkan segenap perhatian dan pandangan mata kepada janji-janji barat (kuffar), rayuan gombal orang-orang yang haus kekuasaan, akan tetapi terhadap janji Allah dalam banyak ayat-Nya mereka tidak menyisakan sekalipun hanya sebelah pandangan mata. Padahal hanya dengan mengikuti petunjuk Allah, suatu bangsa akan menggapai kemakmuran, keamanan dan kejayaannya.
lihatlah gelagat anak-anak bangsa ini, mereka berlari kepada selain Allah, mengharap dan beribadah kepada selain Allah. Inilah yang harus direformasi terlebih dahulu. Karena nasib bangsa ini bagaimanapun spektakuler sistem yang berlaku, tetap di bawah kehendak dan ketentuan Allah.
Solusi dari itu semua adalah menyerukan kembali apa yang pernah diserukan oleh Rasulullah r dan para sahabatnya. Imam Malik pernah berkata : “Tidak akan baik keadaan suatu kaum kecuali dengan apa yang telah membuat baik keadaan para sahabat dahulu”. Dengan kata lain kita harus mereformasi setiap bentuk penyelewengan ibadah dan segera menyesuaikan prinsip beragama agar sejalan dengan apa yang dipegang oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Rasulullah r pernah bersabda : “sesungguhnya akan terjadi fitnah (kehidupan yang carut marut, kekufuran dan huru-hara). Maka para sahabat berkata : ‘lalu bagaimana dengan kami wahai Rasulullah ?, bagaimana yang harus kami lakukan ? Beliau bersabda : “kamu kembali kepada perkara (agama) kamu yang pertama (yakni metode beragama para sahabat yang murni, sebelum terjadinya fitnah)” [Ash-Shahihah no. 11, Imam al-Albani]
Setelah membawakan firman Allah di atas (QS. Al-Anfal :53), Syaikh Ali Hasan al-Halabi berkata : “Pertama kali para salafush shalih pendahulu kita, (benar-benar) berpegang teguh pada nikmat-nikmat Allah yang dianugerahkan kepada mereka. Dan sebesar-besar nikmat Allah adalah aqidah yang benar dan akhlak yang mulia.” Selanjutnya beliau berkata : “Sehingga dengan demikian mereka berhak mendapat pertolongan dari Allah, diteguhkan-Nya kedudukan mereka di muka bumi dan akhirnya seluruh ummat serta bangsa-bangsa tunduk kepada mereka. [Tashfiyah dan Tarbiyah hal. 184-185].

Kamis, 19 Februari 2009

Menangkis Kegelisahan hati

Diantara sarana untuk menangkis kegelisahan yang ditimbulkan oleh ketegangan saraf dan kekalutan hati karena beberapa hal yang mengeruhkan pikiran adalah : Menyibukkan diri dengan melakukan suatu perkejaan atau mengkaji suatu ilmu yang bermanfaat.

Hal ini dapat membuat hati melupakan kekalutan dengan melupakan hal-hal yang mengguncangkannya itu. Bisa jadi ya, karenanya, dapat melupakan beberapa penyebab yang telah membuatnya gundah dan sedih. Dengan demikian jiwanya senang dan kesemangatannya tumbuh dan bertambah. Sarana ini pun bagi mu’min dan selain mu’min adalah sama. Hanya saja, orang mum’min berbeda dan unggul karena iman, keikhlasan dan keberharapannya kepada pahala Ilahi melalui ilmu yang dipelajari dan diajarkannya dan melalui perbuatan baik yang dikerjakannya. Jika perkerjaan itu berupa ibadah, maka ia melakukannya dengan semestinya sebagai ibadah. Jika pekerjaan itu berupa kesibukan kerja dalam urusan duniawi atau aktivitas keseharian yang bersifat duniawi, maka ia sisipkan pada pekerjaan itu niat yang benar dan tujuan agar pekerjaan itu menjadi penolong baginya untuk melakukan ketaatan kepada Allah. Hal ini memiliki pengaruh yang efektif untuk menangkis kegundahan, kesedihan dan kesusahan.

Berapa banyak orang yang terkena keguncangan dan kekalutan batin, lalu terjangkiti berbagai penyakit. Ternyata terapinya yang manjur adalah ‘melupakan penyebab yang membuat jiwanya kalut dan guncang, dan menyibukkan diri deangan kegiatan yang positif. Salah satu cara mungkin dengan memperbanyak ibadah, aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, atau aktifitas olahraga. Seyogianya kesibukan yang ditanganinya itu adalah hal-hal yang disenangi dan digandrungi jiwa serta dapat memberikan manfaaat yang positif bagi diri dan sekitarnya. Karena, hal itu lebih mengacu untuk terwujudnya tujuan yang bermanfaat itu.
" jadilah orang muslim yang berguna serta memberikan manfaat bagi orang lain"

Makanan apakah "sukuk"

Sukuk Ritel
* Istilah sukuk merupakan istilah yang lebih spesifik dari istilah obligasi syariah yang lazim dipergunakan sebelumnya. Sukuk ini bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan,dimana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata “sakk”. Ia dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya ( Securitization, Sukuk, and Fund Management Potentioal to be Realized by Islamic Financial Institutions, Muhammad Ayub,2005).

Dalam Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, Sukuk didefinisikan sebagai efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:
1) kepemilikan aset berwujud tertentu;
2) nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi
tertentu; atau
3) kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Jika diperbandingkan dengan instrumen konvesional seperti obligasi dan saham, maka sukuk tidak termasuk dalam dua kategori tersebut. Sukuk tidak termasuk saham karena sukuk memiliki umur yang terbatas atau jatuh tempo (maturity). Disamping itu, sukuk bukan merupakan obligasi karena pembagian keuntungan dalam sukuk dilakukan dengan cara bagi hasil atas proporsi penghasilan atau arus kas yang dihasilkan dari aset yang merupakan underlying dalam transaksi sukuk tersebut. Skema bagi hasil semacam ini sangat berbeda dengan obligasi konvensional, terutama dalam kepastian bagi hasil atau bunga yang diperoleh pemilik dana.

Tujuan Penerbitan Sukuk Ritel
* Penerbitan SUKUK RITEL ini memiliki tujuan yang sama dengan Obligasi yang diterbitkan Pemerintah lainnya (SUN, ORI, SBSN) yaitu untuk membiayai anggaran negara, diversifikasi sumber pembiayaan, memperluas basis investor, mengelola pembiayaan negara dan menjamin tertib administrasi pengelolaan Barang Milik Negara.

Manfaat Memiliki Sukuk Ritel
* Investasi yang aman (Pemerintah sebagai penjamin)
* Memberikan return yang relatif tinggi (12% gross => 9.6% nett) dibandingkan produk konservatif lain seperti reksadana pasar uang atau deposito.Mendapatkan pembayaran imbalan yang dilakukan secara berkala (perbulan)
* Berpotensi memperoleh Capital Gain, ketika harga sedang naik di Pasar Sekunder

Risiko Memiliki Sukuk Ritel
1. Risiko Gagal Bayar (Default Risk), adalah risiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. Berhubung yang menerbitkan Pemerintah, risiko ini sangatlah kecil (diasumsikan risk free)
2. Risiko Pasar (Market Risk), adalah potensi kerugian bagi investor (capital loss) karena menjual Sukuk Ritel sebelum jatuh tempo (pada saat nilainya turun)
3. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk), adalah kesulitan dalam pencairan, risiko ini bisa disebabkan karena kecenderungan produk syariah di-hold (tidak diperjualbelikan hingga jatuh tempo), tetapi untuk Sukuk Ritel para agen penjual telah menjamin untuk membeli kembali barang yang dijual oleh investor. Risiko yang bisa terjadi adalah investor terpakasa menjual kepada agen penjual dengan harga di bawah harga pasar
4. Apabila pembelian dalam jumlah tidak besar, bunganya yang relatif kecil dan ditransfer ke Bank bisa menjadi tidak signifikan dan bisa terpakai

Jenis – jenis sukuk :
1. Sukuk ijaroh. Menyewakan hak manfaat atas suatu aset kapada pihak lain berdasrkan harga dan periode yang disepakati.
2. Sukuk midharabah perjaian kejasama antara dua pihak yaitu pemodal dan pengelola modal.
3.Sukuk musyarkah kerjasama dua pihak dengan menggabugkan modal untuk sebuah investasi.
4.Sukuk Istisna Kesepatan jual beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek barang.

Negara – Negara yang telah menerbit sukuk:
Eropa Jerman, inggris dan kanada.
Timur tengah Dubai, Uni emirat arab, kuwait, Pakistan dan qatar.
Asia Tenggara Malaysia dan singapura.
Nagara yang akan mnerbitkan sukuk :
Asia Jepang, korea ,cina ,india, indonesia

Di tengah krisis keuangan global yang melanda dunia, ternyata dunia Islam telah memberikan jawaban dengan sistem ekonomi syariah yang dapat memberikan maslahat bagi semua umat.

referensi :
STUDI STANDAR AKUNTANSI SYARIAH DI
PASAR MODAL INDONESIA, BAPEPAM LK.
dan beberapa referensi lain.

Apa potensimu??

Hal yang paling fundamental dalam menentukan kualitas perilaku adalah pengenalan terhadap diri sendiri. Rata-rata manusia hanya menggunakan 0,01% dari kemampuannya artinya masih terdapat potensi 99,99% yang belum termanfaatkan dengan baik (Joice Wycoff, Mind Maping,1991). Dengan kata lain mungkin kita juga termasuk diantara orang yang bahkan tidak menyadari potensi yang sebenarnya kita miliki.
Disamping itu perilaku kita dipengaruhi oleh sikap kita terhadap sesuatu. Sederhananya perilaku yang sifatnya implemanted tadi asalnya dari sikap kita yang masih ada dalam mindset pikiran kita. Sikap yang kita miliki sangat tergantung dari keyakinan kita terhadap konsep, keyakinan dan nilai-nilai yang kita terima sepanjang perjalanan hidup kita.


Berbagai survey dan riset menunjukkan, salah satu factor penentu kegagalan seseorang dalam berkarir adalah ketidakmampuan mengenali, menemukan dan memanfaatkan potensi diri. Hingga tidak berlebihan jika kalangan pebisnis dan para ahli karir mengatakan, potensi diri merupakan asset/modal besar dalam berkarir.

Bahkan dikatakan, “juallah kemampuan atau potensi diri sebagai bekal masa depan”. Karena ketahuilah, semakin dewasa usia kita, semakin besar pula tuntutan untuk hidup mandiri. Karenakita tidak bisa selamanya bergantung pada orang lain.

Lantas apa saja potensi diri itu?

1. Potensi bakat. Semua orang dikarunia bakat. Masalahnya jenis , kuantitas, dan kualitas bakat yang dimiliki setiap orang berbeda satu sama lain. Yang perlu dilakukan adalah mengembangkannya semampu mungkin. Karena Bakat yang diperlihara dan dikembangkan dengan baik dapat mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. Contohnya, orang yang berbakat di bidang seni suara, jika jalurnya tepat, ia bisa menjadi penyanyi handal dan hebat. Kita yang memiliki bakat melukis atau mendesign, bisa menjadi seorang designer atau pelukis professional. Kita yang memiliki bakat mengarang bisa menjadi pengarang yang hebat dengan menerbitkan cerita-cerita fiksi dalam bentuk novel, cerpen, dsb. Semua ini akan mendatangkan keuntungan materi bagi anda. Jika kita mau mengasah dan menyalurkan bakat dengan benar, maka bakat di dalam diri kita bisa menjadi sandaran masa depan yang cukup mapan.
2. Potensi tenaga . Dalam bidang pekerjaan apapun, selalu membutuhkan tenaga dan kekuatan fisik. Bahkan pada pekerjaan yang mengandalkan kekuatan pikiran seperti ilmuwan sekalipun, tetap memerlukan tenaga yang kuat. Tanpa fisik yang baik mustahil anda dapat bekerja dengan lancar. Tapi tentu saja ada beberapa pekerjaan atau profesi yang lebih banyak mengandalkan tenaga, atlit misalnya, entah itu atlit angkat besi, bulu tangkis, renang dan lain-lain
3. Potensi wawasan. dimiliki oleh kita yang berwawasan dan berpengetahuan luas. Potensi ini dapat diasah dengan banyak membaca dan mengikuti perkembangan berita terkini baik dari dalam maupun luar negeri. Lalu bagaimana caranya menjual wawasan? Umumnya anda yang berwawasan luas, otak anda penuh ide-ide dan gagasan gemilang. Kita dapat mewujudkan ide-ide anda tersebut menjadi suatu pekerjaan yang menghasilkan. Contohnya Kita dapat menjadi pembicara pada seminar-seminar, Kita juga dapat menjadi penulis dan kolumnis dengan menuangkan segala ide dan wawasan anda.
4. Potensi akademik. Potensi akademik merupakan modal utama kita yang dapat kita jual sebagai sandaran masa depan anda. Misalnya, jika basic kita di bidang manajemen, kita dapat dapat menjual potensi akademik kita lewat kantor atau perusahaan yang membutuhkan kehalian manajamen . Jika anda seorang Insinyur Pertambangan, anda dapat menjual potensi anda di perusahaan pertambangan, kilang minyak, dan sejenisnya.

Sempurna jika kita memiliki ke empat potensi tersebut. Tapi jika kita hanya memiliki satu atau dua saja, tidak perlu kerkecil hati. Yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan potensi tersebut. Jika kita memiliki dua potensi, kita tinggal mengkombinasikannnya, menjadi suatu sinergi.

Akan tetapi "Janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik," begitu bunyi wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, yang tercatat dalam Al Quran surat Al Hasyr:19.
Potensi sejati dalam diri kita tak akan teraktualisasi dengan sempurna bila kita menyepelekan Tuhan Yang Maha Sempurna dalam hidup dan kehidupan kita.

referensi : knowingyourself.wordpress.com
suksespotensidiri.blogspot.com
id.shvoong.com/business-management

Rabu, 18 Februari 2009

Inventarisasi dan Revaluasi Aset Negara: Dalam Menata dan Mengelola Barang Milik Negara


Kita telah lama mendengar ungkapan bahwa negara kita ini kaya. Tapi kita tak pernah tahu secara nyata seberapa kaya Indonesia kita ini.
Pemerintah sebagai pemegang amanah serta kedaulatan rakyat diharapkan dapat mengelola kekayaan negeri ini sesuai yang telah di amanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 untuk menciptakan Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.
Pemerintah melalui Menteri Keuangan melakukan suatu program inventarisasi dan revaluasi aset/kekayaan negara yang dilakukan oleh Dirjen Kekayaan Negara diharapkan akan mampu memperbaiki/menyempurnakan administrasi pengelolaan BMN yang ada saat ini.
Dengan langkah inventarisasi dan penilaian BMN tersebut, diproyeksikan kedepan akan dapat terwujud database BMN yang akurat dan reliable, sehingga dapat dipergunakan bagi kepentingan penyusunan rencana kebutuhan dan penganggaran atas belanja barang dan/atau belanja modal pada kementerian/lembaga negara.
Pengelolaan barang milik negara merupakan fungsi yang sangat strategis dan vital. Dilihat dari sudut politik, hal ini berhubungan langsung dengan kedaulatan rakyat untuk melindungi segenap tumpah darah dan tanah air Indonesia, yaitu bahwa setiap inci wilayah NKRI harus kita jaga dan pelihara agar tidak jatuh ke tangan pihak luar. Sedangkan dari sudut fiskal, pengelolaan barang milik/kekayaan negara harus menjadi concern kita bersama, bahwa hampir kurang lebih 80 % dari komposisi aset/kekayaan negara kita adalah berbentuk aset tetap (tanah dan/atau bangunan), dimana pada LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ) beberapa tahun belakangan ini masih menjadi persoalan dan sorotan auditor eksternal pemerintah (BPK) dalam memberikan opini. BPKP pada kesempatan rapat dengar pendapat dengan DPR mengungkapkan bahwa aset negara dihampir 90% lembaga negara belum dikelola secara profesional, dimana aset/kekayaan negara belum terinventarisasi dengan baik dan memadai , baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga berakibat Laporan Keuangan (LK) lembaga negara tersebut kualitasnya buruk.
Peran Menteri Keuangan salah satunya yang berkaitan dengan tugas sebagai Pengelola Barang yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara / DJKN sebagai sosok organisasi yang vital, menjadi garda terdepan mewujudkan best practises tata kelola barang milik/kekayaan negara yang sampai saat ini masih belum tertata dengan baik, sehingga hal ini diharapkan akan mampu menjawab pertanyaan ”Berapa sebenarnya nilai aset/ kekayaan bangsa Indonesia ini, yang terbentang luas dari ujung Sabang sampai Merauke?”.
Ini merupakan suatu tugas dan kewajiban kita sebagai ujung tombak dalam penilaian aset negara. Meskipun ini berat tapi kita dapat melakukannya.

referensi : dari berbagai sumber.

Senin, 16 Februari 2009

Negeriku Ngeriku..

Negeri yang membawa petaka bagi para penduduknya tapi itu bukan salah dari “Sang Negeri” itu sendiri. Petaka itu terjadi karena mentalitas bangsa yang amat sangat buruk. Bayangkan, di era modernisasi saat ini banyak yang makin lama makin tak terkendali, misal Dakwah karena dapat upah, Pornografi atas nama seni, Penindasan berdasar kekuasaan, diperparah dengan eksploitasi kemiskinan demi tuntutan perut yang udah tak kuasa dipenuhi oleh nafsu haram.

Bangsa yang belum dewasa, masyarakat yang belum terbina, demokrasi yang anarki. Apa kita tak pernah berkaca pada realita masyarakat yang tak ingin susah payah berusaha dan hanya suka meminta, Entah ke dukun,paranormal atau jadi pengemis di jalan, asal mereka tidak perlu susah-susah. Mentalitas bangsa yang suka menerabas cari jalan pintas dengan segala cara kalo perlu sikut kanan-kiri, injak yang bawah, dorong yang depan, jatuhkan yang belakang. Apa harus seperti itu?? Para Elit tak pernah memberikan teladan yang baik.

Disisi lain, tayangan yang tiap hari disuguhkan juga tak beda, penuh dengan tayangan yang tak layak dikonsumsi oleh publik. Karena hanya berupa pembodohan masyarakat, musrik, dan hanya “pencuci otak” penonton. Maka jika ingin selamatkan generasi dan bangsa ini, MATIKAN TV ANDA. Itu jawaban radikal atas kasus ini. Minimal ubahlah tontonan yang sehat sehingga dapat menjadi tuntunan bagi kita semua.

Bangsa ini membutuhkan kita atas runtuhnya moral, akhlak, budi pekerti bangsa ini. Tanamkan benih benih nilai Agama. Mulai dari diri kita sendiri, mulai dari hal yang kecil dan mulailah saat ini.(seperti yang biasa diucapkan AA Gym) InsyaAllah. Dan tunggulah Indonesia 10,20,50 tahun lagi.