Senin, 27 Juli 2009

Ironi "The Highest and The Best Used" di salah satu pusat perbelanjaan

Saat aku refreshing ke sebuah tempat perbelanjaan, saya sempat terpukau oleh kemegahan bangunan itu, dengan tingkat kenyamanan yang dikemas sedemikian rupa sehingga para pengunjung dapat betah dan nyaman berada disana. Pengunjung pun akan dimanjakan dengan berbagai macam fasilitas yang ditawarkan oleh pengelola pusat perbelanjaan tersebut. Mulai dari pengaturan stand, kemewahan material bangunan yang digunakan, serta fitur artistik lain yang sangat memanjakan pengunjung seperti dalam istana.
Pengaturan tata letak ruangnya pun juga diatur sedemikian rupa agar aliran pengunjung dapat berjalan mengikuti kehendak sang perancang bangunan, tentu tujuannya agar semua stand penjualan dapat dilalui dan dilihat oleh para pengunjung yang juga diharapkan para pengunjung dapat mampir dan membeli di stand penjualan atau toko tersebut. Sungguh sesuai dengan prinsip "The Highest and The Best Used" pada pusat perbelanjaan.
Saat kaki mulai terasa capek, ada bangku yang memang disiapkan untuk pengunjung untuk beristirahat sejenak dan di sekitarnya juga ada penjual makanan kecil atau minuman yang menjajakan dagangannya.
Disamping itu kenyamanan dan keramahtamahan juga selalu dipancarkan oleh para pelayan disana.
Saat waktu menunjukkan sudah waktunya umat muslim untuk melakukan ibadah shalat, saya pun menyegerakan diri untuk mencari restroom terdekat, akan tetapi saya tidak menemui tempat shalat disana. Dalam kebingungan saya bertanya pada petugas disana "Mas, tempat untuk shalat berada dimana?". Dengan ramah beliau menjawab "Tempat shalat berada di ujung sana mas, di tempat parkir paling atas yang ujung." Mendengar hal itu, saya menyungutkan dahi "Emang tidak ada lagi Pak, selain yang disana?". Beliau menjawab" Ya cuma disana Mas".
Dengan langkah sedikit letih saya melangkah, dalam hati saya bertanya" kenapa tempat semewah dan senyaman ini kok tempat shalat berada di lokasi yang manusia jarang berada disitu?Kenapa harus diletakan ditempat yang notabene dikucilkan?"
Dan langkah saya terhenti di ujung tempat parkir itu dan melihat ruangan kecil yang bertuliskan "mushallah". Dalam hati saya bertasbih,suhanallah kok tempatnya kayak gitu. Seakan kenyamanan pusat perbelanjaan itu sudah tak menyentuh tempat ini, tak ada lagi kenyamanan hembusan AC yang ada panasnya tempat parkir yang lembab dan penuh asap mobil, tak ada lagi kemewahan laksana istana yang hanya ada tempat yang, maaf, lebih tak teratur dari tempat kos saya.
Melihat sekeliling dan segera melaksanakan kewajiban saya sebagai seorang muslim. Dalam doa saya berujar, ya Allah kenapa kok seperti ini. Sangat ironis sekali, sungguh timpang tempat ini dengan kemewahan yang tadi.
Mungkinkah dalam prinsip real estate saat ini sudah luntur tentang nilai2 religi dan keagamaan. Mungkinkah "The Highest and The Best Used" sehingga mengoptimalkan profit dan mengabaikanMU. Mungkinkah mereka sudah tak butuh denganMU sehingga hanya dunaiwi yang mereka mewah-mewahkan sedang rumahMu ditelantarkan, seakan mereka mencari rezekinya sendiri dan bukan dari kehendakMU..Naudhubillah min dhalik.
Ini sudah melenceng dari yang seharusnya, harus ada pencerahan dalam prinsip real estate dan prinsip "The Highest and The Best Used" saat ini sehingga mereka lebih mementingkan materi saja.
Sebagai orang yang baru mengerti penilaian, menurut saya properti ini "kurang layak"..

1 komentar: